Cara Mudah Memelihara Burung Ciblek Serta Jenisnya – Burung ciblek atau juga dikenal dengan prenjak jawa merupakan jenis burung kecil ramping dengan panjang sekitar 13 cm dari paruh sampai ekor.
Perenjak jawa adalah burung endemic dengan penyebaran terbatas di wilayah Sumatra, Jawa serta Bali. Di daerah Sumatra sering juga dijumpai hingga ketinggian 900 mdpl, sedang di jawa dan bali biasanya sampai ketinggian 1.500 mdpl.
Cara Memelihara Burung Ciblek
Untuk pakan ciblek berupa bermacam seranggadan ulat. Pada habitat aslinya ciblek membuat sarang di rerumputan atau semak – semak pada ketinggian sekitar 1,5 m di atas permukaan tanah. Ciri khas sarangnya menyerupai bola kecil dianyam dari rerumputan dan serat tumbuhan.
Pada tahun sebelum 1990 an burung perenjak jawa merupakan burung liar yang tidak memiliki nilai jual sehingga populasinya cukup tinggi.
Namun setelahnya burung ini mulai sering diburu karena sifatnya yang jinak sehingga saat ini ciblek sudah mulai punah dan sangat jarang dijumpai di alam bebas.
Berikut adalah cara memelihara burung ciblek :
Menjinakkan burung ciblek
Langkah awal dalam cara memelihara burung ciblek yaitu pemilik harus mampu menjinakkan piaraannya terlebih dahulu. Agar mudah dijinakkan maka disarankan untuk membeli/merawat burung perenjak yang masih muda/anakan. Berikut tahap penjinakan burung ciblek :
- Tahapan awal dalam menjinakkan ciblek yakni mengembunkan burung sejak pukul 5 pahi hingga terbit matahari.
- Lalu pada sekitar pukul 7 pagi berilah ef (ekstra fooding) atau jangkrik kecil sebanyak 2 – 3 ekor serta kroto sebanyak 1 sendok teh.
- Kemudian mandikan burung lalu dijemur selama kurang lebih 2 jam.
- Pada siang hari tidak perlu melakukan pengrodongan agar ciblek terbiasa dengan lingkungan sekitar. Lakukan penggantungan di tempat ramai atau biasa dilewati manusia.
- Mandikan lagi sekitar pukul 16.00 dan biarkan bulunya kering.
- Selanjutnya beri pakan EF berupa jangkrik sebanyak 3 ekor.
- Setelah itu kerodong ciblek dan dimaster sampai esok pagi.
Pemberian pakan burung ciblek
Karena di habitat aslinya ciblek adalah burung pemakan serangga maka pakan yang disukainya berupa ekstra fooding antara lain jangkrik, belalang, kroto, ulat hingkong, voer serta susu bubuk.
Untuk dosis pemberiannya yakni seperempat kroto dicampur tiga perempat voer, diberikan selama 1 – 3 hari. Pada hari selanjutnya bisa mengganti pakannya dengan setengah perbanding setengah voer dan kroto.
Pemberian pakan dilakukan pada pagi dan sore hari agar ciblek cepat gacor serta ngebren. Selain itu pemberian ef berupa jangkrik kecil sebanyak 2 ekor pada pagi hari dan 3 ekor pada sore hari juga perlu dilakukan untuk menjaga kebugaran burung perenjak ini.
Langkah pemasteran burung ciblek
Terdapat banyak langkah dalam melakukan pemasteran pada burung ciblek, salah satu yang bisa dilakukan yakni memperdengarkan suara burung lain yang berbeda. Hal ini terbukti ampuh untuk menjadikan burung ciblek rajin gacor serta memiliki kicauan dengan nada tinggi.
Proses pemasteran ini dapat dilakukan pada siang ataupun malam hari, namun agar lebih efektif dilakukan pada malam hari dengan memperdengarkan kicauan melalui mp3 atau langsung dari burung kicau lain.
Jenis – jenis burung ciblek
Setelah mengetahui cara memelihara dan merawat burung ciblek, maka di sini akan dijelaskan beberapa jenis burung ciblek yang ada di Indonesia agar para pecinta burung dapat memilih ciblek yang akan dipeliharanya nanti, di antaranya :
Ciblek putih/ciblek kristal
Untuk ciblek putih ini ditandai dengan adanya bulu berwarna putih di bagian dada serta warna hitam di bagian kepala. Ketika diperhatikan lebih jelas terdapat warna putih pada ujung ekornya.
Perbedaan antara ciblek putih jantan yakni memiliki warna lebih terang, sedang betina ditandai dengan warna kemerahan atau pink pada kakinya.
Habitat ciblek ini berada di hutan, kebun serta alam liar. Penyebarannya di seluruh pulau jawa. Jenis ciblek putih sangat cocok jika diikutkan perlombaan sebab memiliki mental baja dan tidak mudah kalah.
Ciblek kebun
Cirri khas dari jenis burung ciblek kebun ini yakni memiliki tubuh kecil dengan panjang 13 cm dari ujung kepala sampai ekor. Memiliki warna coklat hijau zaitun pada bagian atas, sedangkan pada bagian tenggorokan serta dadanya berwarna putih.
Di bagian perut dan pantatnya berwarna kuning pucat, kaki memiliki warna merah jambu mempunyai ekor panjang namun tidak sepanjang ciblek gunung.
Warna abu – abu pada bagian sisi tubuh dan pipi, iris mata coklat paruh atas berwarna hitam namun paruh bawah memiliki warna kekuningan.
Ciblek sawah/perenjak padi
Jenis burung ciblek sawah ini memiliki kicauan yang terdengar lirih dan lembut. Selain itu ciblek sawah akan mengangkat ekornya saat mengeluarkan kicauan.
Panjang ciblek sawah sekitar 155 cm memiliki warna dominan coklat. Namun pada bagian dada serta perut berwarna kuning tua atau merah karat. Alis matanay putih, paruh atas cokelat serta paruh bawah merah jambu pucat.
Seperti namanya, perenjak padi/ciblek sawah sering ditemukan di area berumput panjang, gelagah, paya – paya kebun jagung juga lahan persawahan di wilayah Pulau Jawa.
Ciblek gunung
Dari jenis ciblek yang ada, ciblek gunung atau sering disebut dengan cigun merupakan jenis yang paling popular bagi pecinta burung di Indonesia.
Tidak seperti ciblek lainnya cigun ini mempunyai warna jelas pada tubuhnya baik di dahi, punggung serta lehernya berwarna keabu – abuan.
Sedangkan bagian tubuh lainnya didominasi oleh warna cokelat kekuningan. Yang membuat jenis ini terlihat menarik dan garang adalah dengan adanya garis berwarna coklat pada bagian kepalanya.
Selain warnanya,suara dari ciblek gunung ini mempunyai kicauan khas. Perenjak gunung banyak dijumpai pada daerah dataran tinggi berupa perbukitan dan pegunungan di Sumatera, hutan lumut, semak sub alpin di rentang ketinggian sekitar 600 – 2.500 mdpl.
Ciblek tambak
Ciblek/prenjak rawa memiliki ukuran badan 13 cm, warna hijau-zaitun. Ekor panjang, dada putih, perut kuning khas. Kepala abu-abu, alis-mata keputih-putihan samar (kadang-kadang).
Tubuh sebelah atas hijau-zaitun, lingkar mata kuning-jingga. Dagu, kerongkongan, dan dada atas putih. Mempunyai iris berwarna coklat, paruh atas hitam sampai coklat, paruh bawah berwarna pucat; kaki jingga.
Tinggal di rerumputan yang tinggi atau gelagah, tidak nampak kecuali ketika bernyanyi. Bertengger pada batang tinggi. Nyanyiannya seperti seruling berulang – ulang.
Cici padi merah/perenjak pari merah
Burung cici padi merah atau branjangan pari, sebutan tidak sama dari setiap daerah di indonesia. Di anatara daerah yang sering dijumpai spesies ini yakni Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi.
Mirip dengan cici padi, perbedaan terletak pada alis mata yang kuning-tua, sangat mirip sisi leher dan tengkuk. Sedangkan pada tubuh bagian bawah berwarna kuning, tenggorokan keputih-putihan, dan ekor yang coklat-tua dengan ujung kuning-tua.
Burung ini banyak menghuni daerah sawah atau kebun lapang. Sang jantan sering nampak berputar – putar di suatu tempat untuk menarik betina.
Agar dapat membedakan burung cici merah jantan dapat dilihat dari tunggir berwarna kecokelatan dan kepala oranye-keemasan. Saat berkicau/bersuara, maka jambulnya akan berdiri.
Ciblek salome/ cici padi
Ukuran tubuhnya kecil sekitar 10 cm, bercoretan coklat. Tunggir merah karat kekuningan, ekor berujung putih mencolok. Iris coklat; paruh coklat; kaki keputihan sampai kemerahan.
Cici padi memiliki ciri hampir sama dengan cici merah, perbedaan terletak pada warna alis mata putih, dan sisi leher dan tengkuk yang nampak lebih pucat di luar musim berkawin.
Jenis ciblek salome banyak dijumpai di padang rumput terbuka, sawah dan kebun tebu, sampai ketinggian 1200 mdpl. Biasanya menentukan daerah yang lebih basah daripada cici merah.
Ketika tiba musim kawin maka burung jantan sering terbang mengelilingi dan melayang tinggi di atas pasangannya sambil berkicau saat bercumbu. Namun saat di luar musim kawin maka burung ini akan banyak bersembunyi sehingga tidak terlalu mencolok.