Negara indonesia merupakan negara yang kaya akan flora serta faunanya, salah satu fauna yang ada di negara ini adalah rusa.
Sekarang ini habitatnya mulai terancam punah dikarenakan banyak factor.
Jenis dan Habitat Rusa di Indonesia
Di antaranya yaitu faktor pembangunan hutan menjadi kawasan perkotaan. Berikut adalah jenis dan habitat rusa yang ada di indonesia:
Rusa Bawean (Axis Kuhlii)
Rusa bawean atau dalam bahasa ilmiah axis kuhlii ialah setipe hewan yang yang berasal di pulau bawean di tengah laut jawa, secara administratif pulau ini tergolong dalam kabupaten gresik, provinsi jawa timur, indonesia.
Spesies ini termasuk langka dan dikatakan sebagai hewan”terancam punah” oleh iucn. Jumlah populasi rusa bawean saat ini diperkirakan hanya tersisa sekitar 300 ekor di alam liar.
Rusa bawean hidup dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri atas betina dengan anaknya atau jantan yang mengikuti betina untuk berkembang biak. Binatang ini termasuk nokturnal atau aktif mencari makan di malam hari.
Habitat alamiah rusa yang berubah dari hutan alami menjadi hutan jati dengan sedikit sumber pakan termasuk dalam penyebab jumlah populasi rusa bawean saat ini terancam punah. Kenyataan ini diperparah dengan perburuan untuk keperluan makan maupun keperluan tertentu lainnya.
Usaha konservasi yang sudah dikerjakan pemerintah dalam menyikapi kondisi ini ialah proses membentuk suaka margasatwa pulau bawean seluas 3.831,6 ha semenjak tahun 1979. Selain itu untuk menghindari kepunahan semenjak tahun 2000 telah diupayakan suatu usaha penangkaran rusa bawean (axis kuhlii).
Secara fisik, tinggi rusa bawean jantan dilaporkan sekitar 60–70 cm. Panjang ekor 20 cm. Panjang dari kepala dan tubuh 140 cm. Bobot dewasa 50–60 kg. Jenis ini berwarna coklat.
Pejantannya mempunyai tanduk bercabang tiga yang bisa tumbuh sepanjang 25–47 cm. Tanduk ini dipergunakan pejantan untuk memenangkan betina di musim kawin.
Rusa Timor (Cervus Timorensis)
Rusa timor termasuk dalam hewan asli indonesia selain rusa bawean, sambar, dan menjangan. jenis ini memiliki nama latin cervus timorensis diperkirakan asli berasal dari jawa serta bali, kini ditetapkan menjadi fauna identitas provinsi nusa tenggara barat (ntb).
Karena penyebaran rusa timor di Indonesia bermula di wilayah jawa maka disebut juga sebagai rusa jawa. Dalam bahasa inggris, rusa timor memiliki beberapa sebutan seperti javan rusa, javan deer, rusa deer, dan timor deer. Sedangkan dalam bahasa latin (ilmiah) hewan ini disebut sebagai cervus timorensis.
Ciri – Ciri Fisik dan Perilaku Rusa Timor (Cervus Timorensis)
Rusa timor (cervus timorensis) yang ditetapkan menjadi fauna identitas ntb, memiliki bulu berwarna coklat kemerah-merahan hingga abu-abu kecoklatan dengan bagian bawah perut dan ekor berwarna putih.
Untuk rusa timor dewasa biasanya mempunyai panjang badan berkisar antara 195-210 cm dengan tinggi badan mencapai antara 91-110 cm. Rusa timor (cervus timorensis) mempunyai bobot tubuh antara 103-115 kg walaupun jenis ini berada dipenangkaran mampu mempunyai bobot sekitar 140 kg.
Ukuran rusa timor ini walaupun kalah besar dari sambar (cervus unicolor) tetapi dibandingkan dengan tipe lain seperti rusa bawean, dan menjangan, ukuran tubuhnya lebih gede.
Pejantan mempunyai tanduk (ranggah) yang bercabang. Tanduk bisa berkembang pertama kali pada anak jantan saat umur 8 bulan. Setelah dewasa, tanduk menjadi sempurna,ditandai dengan terdapatnya 3 ujung runcing.
Rusa timor (cervus timorensis) merupakan binatang yang bisa aktif di siang hari (diurnal) maupun di malam hari (nokturnal), berdasarkan kondisi tempat aslinya.
Rusa timor sebagaimana rusa lain tergolong binatang pemamah biak yang sangat suka dedaunan serta bermacam macam buah-buahan rusa mengkonsumsi bermacam-macam bagian tumbuhan mulai dari pucuk, daun muda, daun tua, maupun batang muda.
Umumnya rusa timor memiliki sifat poligamus yakni satu penjantan akan mengawini beberapa betina. Betina memiliki anak setiap tahun dengan sekali musim rata-rata satu ekor anak.
Habitat Alami Rusa Timor (Cervus Timorensis)
Rusa timor yang diperkirakan berasal dari pulau jawa dan bali dalam pertumbuhannya mampu beradaptasi dengan baik hampir di seluruh wilayah indonesia. Bahkan telah diintroduksi juga ke beragam negara seperti australia, mauritius, kaledonia, selandia baru, papua nugini, dan timor leste.
Habitat rusa timor ialah padang rumput pada daerah beriklim tropis dan subtropis, tetapi hewan ini mampu menyesuaikan diri di tempat asal yang berupa hutan, pegunungan, dan rawa-rawa. Rusa yang menjadi fauna identitas nusa tenggara barat ini dapat hidup hingga ketinggian 900 meter dpl.
Populasi rusa timor secara menyeluruh diperkirakan sekitar 10.000 hingga 20.000 ekor dewasa. Berdasarkan jumlah populasi dan persebarannya, rusa timor dimasukkan dalam status konservasi “vulnerable” (rentan) oleh iucn red list.
Ancaman utama terhadap rusa timor berasal dari perburuan yang dikerjakan oleh manusia untuk mengambil dagingnya. Penurunan populasi juga dikarenakan oleh berkurangnya lahan dan padang penggembalaan (padang rumput) di kawasan hutan yang menjadi tempat asal rusa timor.
Hilangnya padang rumput ini dikarenakan oleh konversi menjadi lahan pertanian dan pemukiman juga oleh kesalahan pengelolaan seperti penanaman pohon yang selanjutnya mengganti padang rumput menjadi hutan semak seperti yang pernah terjadi di tn. Baluran.
Rusa Sambar (Cervus Unicolor)
Rusa sambar kadang kala dinamai rusa sumatera, rusa kalimantan atau rusa air serta dalam bahasa latin dikenal sebagai cervus unicolor. Jenis ini menjadi paling besar diantara 3 rusa asli indonesia yang lain seperti rusa timor (cervus timorensis), rusa bawean (axis kuhlii), dan kijang (muntiacus muntjak).
Rusa sambar terdiri sedikitnya 13 subspesies. Subspecies rusa sambar asli berasal dari indonesia ialah cervus unicolor equines. Sub species ini terdapat di daerah sumatera dan kalimantan. Selain itu, semenanjung malaysia dan thailand termasuk dalam tempat asal alamiahnya.
Ciri – Ciri Fisik dan Perilaku Rusa Sambar (Cervus Unicolor)
Ciri khas rusa sambar ialah tubuh besar dengan warna bulu kecoklatan dan cenderung berwarna coklat ke abu-abuan atau ke merah-merahan, warna gelap sepanjang sebelah atas.
Rusa yang hidup di sumatera indonesia ini dapat tumbuh setinggi 102 cm – 160 cm dengan panjang tubuh sekitar 150 cm. Berat dewasa sekitar 80-90 kg (betina) dan 90-125 kg (jantan). Tanduk rusa sambar juga termasuk panjang dan bisa mencapai hingga tinggi 1 meter.
Tidak ada musim kawin yang jelas dari species ini, tetapi beberapa data menyebutkan bahwa bulan juli sampai september merupakan saat paling kerap melakukan perkawinan alami. Masa kehamilan antara 210 hari hingga 240 hari.
Tanduk rusa sambar hanya dimiliki oleh species jantan yang tumbuh pada umur sekitar 14 bulan. Umumnya tanduk pertama hanya berbentuk lurus kemudian baru bercabang pada masa perkembangan tanduk berikutnya. Tanduk akan lepas pada umur 10-12 bulan setelah tumbuh, kemudian bisa berkembang kembali.
Rusa sambar merupakan hewan diurnal yang beraktifitas pada siang hari. Jenis ini hidup secara berkelompok serta mendiami daerah hutan tropis maupun subtropis hingga ketinggian mencapai 2000 meter dpl.
Rusa sambar selain mempunyai daerah penyebaran yang sangat luas di asia. Persebarannya terdiri dari bangladesh, bhutan, brunei darussalam, kamboja, china, india, indonesia (sumatera), laos, malaysia, myanmar, nepal, sri lanka, taiwan, thailand, dan vietnam.
Saat ini rusa sambar (cervus unicolor) juga telah bisa dijumpai di australia, new zealand, afrika selatan, amerika serikat (california, florida, texas). Usaha introduksi yang pernah dikerjakan telah membuahkan hasil positif.
Dalam kumpulan merah iucn, rusa sambar dikategorikan dalam “vulnerable” (vu; resiko rendah) semenjak tahun 1996 walaupun terlebih dahulu pernah memperoleh status “endangered” (en; terancam punah).
Sedangkan dalam perangkat hukum indonesia, rusa sambar tergolong dalam kumpulan satwa yang dilindungi menurut pp no. 7 tahun 1999.
Kijang atau menjangan
Kijang atau menjangan diyakini sebagai tipe rusa tertua yang berasal dari jaman prasejarah. Diperkirakan ada semenjak 15 – 35 juta tahun silam. Di indonesia, species ini dapat dijumpai mulai dari sumatera, kalimantan, jawa, bali hingga lombok.
Sebagian besar mengenal species ini sebagai menjangan atau kidang. Dalam bahasa inggris, kijang disebut sebagai southern red muntjac, barking deer, bornean red muntjac, indian muntjac, red muntjac, atau sundaland red muntjac.
Sedangkan dalam bahasa latin (ilmiah) kijang dinamai muntiacus muntjak (zimmermann, 1780) yang memiliki sinonim cervus moschatus (blainville, 1816), cervus muntjak (zimmermann, 1780), cervus pleiharicus (kohlbrugge, 1896), muntiacus bancanus (lyon, 1906), dan muntiacus rubidus (lyon, 1911).
Ciri – Ciri Fisik dan Perilaku Kijang Menjangan
Ukuran tubuh kijang atau menjangan merupakan yang terkecil dibandingkan rusa sambar, rusa timor maupun bawean. Panjang tubuh tergolong kepala sekitar 89-135 cm. Ekornya sepanjang 12-23 cm sedangkan tinggi bahu sekitar 40-65 cm, dengan berat mencapai 35 kg. Rata-rata umur kijang bisa mencapai 16 tahun.
Bulu atau rambut kijang (muntiacus muntjak) pendek, rapat, halus dan licin. Warna bulunya kebanyakan berwarna coklat gelap hingga coklat terang. Pada bagian punggung kijang terdapat garis kehitaman sejajar.
Daerah perut sampai leher berwarna putih. Sedangkan daerah kerongkongan warnanya bervariasi dari putih sampai coklat.
Sebagaimana tipe rusa jantan lain, kijang juga memiliki ranggah (tanduk). Hanya aga sedikit pendek, tidak melebihi setengah dari panjang kepala dan bercabang dua serta memiliki cirri khas berupa gigi taring yang keluar.
Kijang atau menjangan (muntiacus muntjak) merupakan hewan soliter yang makanan pokoknya ialah daun-pucuk daun, rumput, buah, dan akar tanaman. Kijang jantan menandai wilayahnya dengan menggosokkan kelenjar frontal preorbital yang ada di kepalanya di tanah dan pepohonan.
Selain itu kijang jantan juga menggoreskan kuku ke tanah atau menggores kulit pohon dengan gigi sebagai penanda kawasan.
Jenis rusa yang kerap aktif di malam hari ini tidak mempunyai musim kawin tertentu sehingga perkawinan terjadi sepanjang tahun. Kijang betina dapat melahirkan sepanjang tahun dengan usia kehamilan berkisar 6-7 bulan.
Dalam sekali proses kehamilan, kijang melahirkan 1-2 ekor anak. Seekor pejantan bisa mempunyai pasangan lebih dari satu rusa betina.
Habitat Alami Kijang Menjangan
Kijang bisa ditemui di sumatera, bangka, belitung, kepulauan riau, jawa, bali, nusa tenggara, dan kalimantan. Sedangkan negara penyebaran lain ialah brunei darussalam, malaysia, thailand, myanmar, singapura hingga china (hainan, sichuan, yunnan)
Kijang sangat suka tempat asal hutan tropika dengan aneka vegetasi, padang rumput, sabana, hutan meranggas. Kijang juga dapat mendiami hutan sekunder, daerah di tepi hutan, dan tepi perkebunan. Binatang ini mampu hidup di daerah dengan ketinggian mencapai 3.000 meter dpl.
Rusa kini menjadi satwa liar unggulan dan banyak diternakkan melalui penangkaran. Hewan ini mempunyai nilai ekonomi tinggi, baik potensi untuk wisata maupun sebagai satwa penghasil daging, kulit dan ranggah. Namun demikian, eksploitasi rusa tak dapat dikerjakan secara asal-asalan.
Hal pertama yang wajib diharap untuk memastikan ialah status populasinya di alam wajib terjaga. Bukan karena statusnya yang dilindungi perundang-undangan, namun berdasar pada keyakinan bahwa satwa liar di alam tidak hanya mempunyai manfaat secara langsung namun juga ribuan fungsi turunannya sebagai penyestabil struktur ekosistem alam.