Jenis – Jenis Elang Di Indonesia

Jenis elang di Indonesia – Termasuk dalam golongan binatang berdarah panas, memiliki sayap dan tubuh diselubungi bulu pelepah. Sebagai burung, elang berkawin dengan menggunakan cara bertelur yang memiliki cangkang keras di dalam sarang yang dibangunnya. Binatang ini menjaga anaknya sampai mampu terbang.

Makanan pokoknya binatang mamalia kecil seperti tikus, tupai juga ayam. Terdapat sebagian elang menangkap ikan sebagai makanan pokoknya. Paruh elang tidak bergigi namun memiliki bengkok kuat untuk mengoyak daging mangsa.

Mengenal Jenis – jenis Elang Yang Ada Di Indonesia

Memiliki sepasang kaki kuat serta kuku tajam untuk mencengkeram mangsa serta daya penglihatan tajam untuk memburu mangsa dari jarak jauh.

Elang memiliki sistem pernafasan bagus serta mampu untuk membekali jumlah oksigen yang banyak dibutuhkan ketika terbang. Jantung burung elang meliputi empat bilik seperti manusia. Pada bagian bilik atas dikenal sebagai atrium, sementara bilik bawah dikenali sebagai ventrikel.

Karena kegagahannya, binatang ini banyak dipakai sebagai simbol negara seperti elang Jawa sebagai simbol negara Indonesia dan elang botak sebagai simbol negara Amerika.

Di Indonesia terdapat banyak tipe elang, mulai dari elang tikus dengan ukuran kecil hingga elang hitam berukuran besar. Berikut jenis – jenis elang di Indonesia :

Elang jawa

Elang jawa atau nama ilmiahnya spizaetus bartelsi ialah salah satu spesies berukuran sedang yang endemik di pulau Jawa. Satwa ini identik dengan lambang Negara Republik Indonesia, yakni garuda. Semenjak 1992, burung ini ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia.

Hewan ini termasuk jenis elang asli Indonesia serta memiliki spesifikasi jambul hitam dengan ujung putih; mahkota dan kumis berwarna hitam, sedangkan punggung serta sayap coklat gelap. Kerongkongan keputihan dengan garis hitam membujur di tengahnya.

Ke bawah, ke arah dada, coret-coret hitam menyebar di atas warna kuning kecoklatan pucat. Pada akhirnya di sebelah bawah lagi bermetamorfosis pola garis coret-coret rapat melintang merah sawo matang sampai berwarna kecoklatan sedangkan bagian atas warna pucat keputihan bulu-bulu perut dan kaki.

Tungkai hingga dekat pangkal jari tertutup oleh bulu pada bagian kaki. Ekor kecoklatan dengan empat garis gelap dan lebar melintang yang masih terlihat jelas di sisi bawah. Pada bagian  ujung ekor bergaris putih tipis. Betina berwarna serupa, sedikit lebih gede.

Biasanya tempat tinggal elang jawa sukar untuk dicapai, meski tidak selalu jauh dari lokasi aktivitas manusia. Agaknya jenis ini sangat bergantung pada eksistensi hutan primer sebagai tempat hidupnya.

Walaupun diperoleh elang memakai hutan sekunder sebagai tempat berburu dan bersarang, namun letaknya berdekatan dengan hutan primer luas.

Burung predator ini berburu dari tempat bertenggernya di pohon-pohon tinggi tengah hutan. Dengan sigap juga tangkas menyergap aneka mangsanya yang berada di dahan pohon maupun di atas tanah, seperti berbagai tipe reptil, burung-burung kecil, bahkan ayam kampung. Juga mamalia ukurannya kecil sampai sedang seperti tupai dan bajing, kalong, musang, hingga anak monyet.

Elang bondol

Sebagai salah satu jenis elang terbesar di Indonesia, Elang bondol mempunyai sayap lebar dengan ekor pendek dan melingkar ketika membentang. Pada bagian kepala, leher serta dada memiliki warna putih, sisanya berwarna merah bata pucat, bagian ujung bulu primer berwarna hitam, dan tungkai berwarna kuning.

Pada individu anak secara menyeluruh berwarna coklat gelap, terdapat beberapa bagian bergaris-garis putih mengkilap.

Elang bondol lebih mirip burung pemakan bangkai dibanding burung predator, tetapi melahap buruan kecil seperti ikan, kepiting, kerang, katak, pengerat, reptil, bahkan serangga.

Jenis elang di Indonesia ini memburu mangsa untu mencari makan di atas daratan maupun di atas permukaan air.

Elang bondol menangkap mangsanya dengan cakarnya, namun tidak menyelam ke dalam air. Elang bondol juga mengkonsumsi bangkai dari sisa-sisa makanan serta limbah sehingga cukup umum diperoleh di dekat pelabuhan dan pesisir tempat pengolahan ikan.

Walaupun sering mengkonsumsi bangkai, elang bondol bukanlah predator pasif. Burung ini mendirus burung-burung pantai di area pantai berlumpur sambil terbang untuk mengidentifikasi kelamahan. Dapat menjangkiti predator lebih gede seperti elang laut dada putih untuk mencuri makanan. Elang bondol mengkonsumsi tangkapannya saat terbang untuk menghindari pencurian.

Elang ular – bido

Elang-ular bido ialah burung yang kulit kakinya memiliki kekebalan terhadap bisa ular, sehingga disebut elang-ular bido. Daerah persebarannya meliputi Asia, mulai dari India di barat, Nepal, Srilanka, terus ke timur hingga Cina, ke selatan melintasi Asia Tenggara, semenanjung Malaya, kepulauan Sunda Besar, hingga ke Palawan di Filipina.

Elang ini merupakan anggota suku accipitridae. Makanan utama dari elang ular ialah ular-ular kecil, burung-burung kecil sampai ke mamalia kecil seperti tikus atau kelinci yang memiliki ukuran kecil.

Pada waktu terbang, nampak garis putih lebar pada ekor dan garis putih pada pinggir belakang sayap. Berwarna gelap, sayap sangat lebar membundar, ekor pendek.

Hewan ini hidup berpasang-pasangan. Sangat ribut, melayang-layang di atas wilayah sambil mengeluarkan bunyi. Pada musim berbiak, pasangan memperlihatkan gaya terbang akrobatik.habitatnya ialah hutan, tepi hutan,perkebunan, sub-urban.

Tersebar sampai ketinggian 1.900 m dpl. Bido melahap ular dan reptil pada biasanya, katak, serta mamalia kecil.

Elang hitam

Jenis ini pada seluruh bulunya berwarna hitam, sehingga dinamai dengan elang hitam. Meski ada juga beberapa tipe elang lainnya juga berwarna hitam . Burung elang yang mempunyai ukuran besar, dengan panjang dari paruh hingga ujung ekor sekitar 70 cm sehingga dinobatkan jenis elang terbesar di Indonesia.

Sayap dan ekornya panjang, sehingga burung ini masih terlihat sangat besar ketika terbang. Seluruh tubuh berwarna hitam, kecuali kaki dan sera (pangkal paruh) mempunyai warna kuning.

Sebetulnya terdapat pola pucat di pangkal bulu-bulu primer pada sayap serta garis-garis samar di ekor yang dapat nampak ketika terbang melayang, tetapi biasanya tak begitu mudah teramati. Jantan dan betina memiliki warna serta ukuran sama.

Walaupun termasuk jenis elang besar di Indonesia, nyatanya makanannya hanya aneka tipe mamalia kecil, kadal, burung dan terutama telur, elang hitam dikenal sebagai burung perampok sarang. Melayang indah, burung ini kerap teramati terbang berpasangan di sisi bukit atau lereng gunung berhutan.

Dengan tangkas dan mudah elang ini terbang keluar masuk dan di sela-sela tajuk pepohonan. Cakarnya yang tajam berguna untuk menyambar dan mencengkeram mengsanya dengan efektif.

Elang brontok

Memiliki nama brontok karena warnanya yang berbercak-bercak (pada bentuk mempunyai warna terang). Namanya dalam bahasa inggris ialah changeable hawk-eagle karena warnanya sangat bervariasi.

Warna hewan ini biasanya coklat di bagian atas, putih di sisi bawah tubuh dan ekor coklat kemerahan, dengan garis-garis hitam melintang pada sayap dan ekor masih terlihat jelas ketika terbang.

Di bagian lehernya memiliki coret – coret berwarna hitam dan bercak-bercak kecoklatan di dada. Ras-ras tertentu mempunyai jambul panjang yang tersusun dari empat helai bulu di belakang kepalanya. Sedangkan ras lain sama sekali atau nyaris tidak berjambul.

Betina serupa dengan jantan, hanya bertubuh agak besar; burung muda dengan kepala yang mempunyai warna lebih pucat dan pola warna lebih samar.

Elang brontok hanya berpasangan di musim berbiak. Di luar waktu-waktu tersebut sering diperoleh menjelajah sendirian di hutan-hutan terbuka, sabana dan padang rumput.

Tempat perburuan jenis ini ialah di tempat terbuka dan menyerang mangsanya berupa reptil, burung atau mamalia kecil. Terkadang ayam di kawasan pedesaan menjadi buruan burung ini.

Elang flores

Termasuk dalam hewan endemik atau jenis elang asli Indonesia, Elang flores tergolong tipe raptor (burung predator) endemik yang dipunyai Indonesia. Sayangnya elang Flores merupakan burung predator endemik Flores Nusa Tenggara ini kini menjadi raptor paling terancam punah.

Lantaran populasinya diperkirakan tidak melebihi 250 ekor sehingga masuk dalam kumpulan merah (iucn redlist) sebagai critically endangered (kritis).

Status konservasi dan jumlah populasi ini jauh di bawah elang Jawa yang status konservasinya endangered (terancam). Hal ini tentu membuat Elang flores masuk dalam jajaran jenis elang langka di Indonesia yang wajib dilindungi.

Ciri-ciri burung elang flores memiliki ukuran tubuh sedang, dengan tubuh dewasa berukuran sekitar 55 cm. Di bagian kepala berbulu putih dan terkadang memiliki garis-garis berwarna coklat di bagian mahkota.

Tubuh elang flores punya warna coklat kehitam-hitaman. Sedangkan dada dan perut raptor endemik flores ini ditumbuhi bulu berwarna putih dengan corak tipis berwarna coklat kemerahan.

Ekor elang flores berwarna coklat yang mempunyai garis gelap sebanyak enam. Sedangkan kaki burung endemik ini berwarna putih.

Leave a Comment