Ciri – ciri ikan hiu ialah ikan dengan kerangka tulang rawan lengkap dan tubuh ramping. Cara bernapas dari hewan ini ialah dengan memakai lima liang insang atau kadang-kadang enam atau tujuh, bergantung pada spesiesnya di samping, atau dimulai sedikit di belakang kepalanya.
Hiu memiliki tubuh yang dilapisi kulit dermal denticles untuk melindungi kulitnya dari kerusakan, dari parasit, dan untuk menambah dinamika air. Binatang ini memiliki beberapa deret gigi yang bisa digantikan.
Ciri – Ciri Lengkap Dari Ikan Hiu
Hiu biasanya lambat mencapai kedewasaan seksualnya dan menciptakan sedikit sekali keturunan dibandingkan dengan ikan-ikan lain yang diunduh.
Sehingga hal ni telah menimbulkan keprihatinan di antara para biologiwan karena meningkatnya usaha yang dikerjakan untuk menangkapnya selama ini. Bahkan banyak spesies yang kini dianggap terancam punah.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang hiu, berikut ciri – ciri ikan hiu :
Memiliki tulang rawan
Seperti tipe ikan lain, tengkorak tidak terbuat dari tulang keras, melainkan tulang rawan fleksibel, tipis, ringan dan bisa mengambang di air. Tulang rawan ini bisa bertahan terhadap tekanan kompresi sehingga binatang ini dapat berenang dengan cepat dan lincah ketika berburu.
Berdarah dingin
Ciri khusus ikan hiu yang tergolong unik yakni hewan ini berdarah dingin, tidak mempunyai lemak di bawah kulit, dan tidak kuat mengatur temperatur badannya. Oleh sebab itu hiu wajib tetap berada di zona air yang menjadi tempat kelahirannya, biasa di perairan lebih hangat.
Memang ada hiu yang hidup di air dingin, namun wajib tetap di area tersebut untuk bertahan hidup dan tidak bisa bermigrasi ke perairan hangat seperti paus.
Bernapas dengan insang
Hiu bisa menyerap oksigen secara langsung dari air memakai insang di balik struktur bercelah pada samping kepalanya. Karena itu jenis ini tak harus muncul ke atas permukaan air untuk menghirup udara
Bertelur
Walaupun bertubuh besar ciri khusus ikan hiu lainnya yakni berkembangbiak dengan bertelur. Tergantung pada tipenya, seekor induk bisa mengeluarkan hingga 100 telur dan menyembunyikannya di antara tanaman lamun, atau menyimpannya di dalam tubuh hingga menetas.
Setelah menetas, anak-anaknya tidak disusui atau dibantu oleh induknya, sehingga wajib belajar sendiri metode untuk bertahan hidup serta mencari makan.
Inilah kenapa induk hiu harimau di perairan missisipi dan alabama memutuskan untuk menaruh di perairan terbuka, bukan menyembunyikannya.
Perairan tersebut dilewati oleh burung-burung darat yang bermigrasi. Sangat sering burung kelelahan atau kebasahan karena hujan jatuh ke laut. Lalu akan menjadi makanan anak-anak hiu baru menetas dan belum mahir berburu.
Bagian Tubuh Ikan Hiu
Berikut anatomi dari bagian – bagian tubuh pada ikan hiu, antara lain :
Gigi pada hiu berada di gusi tidak melekat di rahang secara langsung dan gigi tersebut bisa berganti sepanjang hari. Di beberapa baris gigi pengganti tumbuh jalur pada bagian dalam rahang dan terus bergerak maju seperti ikat pinggang.
Semasa hidupnya hiu akan kehilangan sekitar 30.000 dari gigi – giginya. Tingkat pergantian gigi bervariasi dari sekali setiap 7-8 hari sampai beberapa bulan. Pada kebanyakan spesies gigi berganti satu persatu, kecuali hiu cookiecutter yang merubah seluruh barisan gigi sekaligus.
Bentuk giginya dipengaruhi pada pola makan. Misalnya pengkonsumsi moluska dan krustasea mempunyai gigi rata padat yang berkhasiat untuk menghancurkan.
sedangkan pengkonsumsi ikan-ikan mempunyai gigi seperti jarum yang berkhasiat untuk mencengkeram. Dan mengkonsumsi mangsa lebih gede seperti mamalia mempunyai gigi lebih rendah untuk mencengkeram. Dengan gigi atas berbentuk segitiga dengan tepi bergerigi untuk memotong. Gigi pemakan plankton seperti hiu basking lebih mungil dan non-fungsional.
Kerangka
Kerangka hewan ini tidak sama dengan tulang ikan dan vertebrata darat. Hiu dan ikan bertulang rawan lain mempunyai kerangka yang terbuat dari tulang rawan dan jaringan ikat. Tulang rawan yang fleksibel dan tahan lama ini mempunyai setengah kepadatan pada tulang. Hali ini menurunkan berat kerangka dan hemat energy. Juga tidak mempunyai tulang rusuk sehingga di darat hiu dapat menghancurkan berat tubuhnya sendiri.
Rahang
Rahang hiu tidak menempel pada kranium. Permukaan rahang dan lengkungan tulang insangnya memerlukan penopangan ekstra karena paparan berat untuk fisik hiu serta butuh kemampuan besar.
Pada bagian ini terdapat lapisan heksagonal piring kecil atau disebut “tesserae”, yang merupakan blok kristal garam kalsium yang diatur menjadi mosaik. Hal ini memberikan banyak kemampuan pada daerah-daerah tertentu, juga sama seperti binatang lain.
Umumnya hiu hanya mempunyai satu lapisan tesserae, tapi untuk spesies besar seperti hiu banteng, hiu harimau, dan hiu putih besar. Terdapat dua sampai tiga lapisan bahkan lebih, berdasarkan ukuran badannya.
Terdapat ciri – ciri hiu putih yang menjadi pembeda secara spesifik yakni rahangnya dapat mencapai lima lapisan. Pada moncongnya, tulang rawannya mempunyai kemampuan spons dan fleksibel untuk menyerap kemampuan tekanan.
Ciri Sirip Ikan Hiu
Bentuk sirip pada ikan hiu ialah memanjang halus serta tidak bersegmen, bernama ceratotrichia, filament protein keratin elastis menyerupai tanduk di rambut dan bulu.
Kebanyakan hiu mempunyai delapan sirip, serta cuma dapat menjauh dari banyak benda yang berada di depannya karena sirip tidak memungkinkannya untuk bergerak menuju ekor pertama.
Kulit
Berbeda dengan ikan bertulang belakang lain, hiu mempunyai korset kulit rumit yang berasal serat kolagen fleksibel dan diatur sebagai jaringan heliks di dekat tubuh.
Bagian ini bekerja sebagai kerangka luar yang memberi lampiran untuk otot renang serta bisa menghemat energi. Pada zaman dulu kulitnya telah dipakai sebagai amplas. Kulit giginya memberi keuntungan hidrodinamik karena menurunkan turbulensi saat berenang.
Ekor
Bentuk ekor hiu dipengaruhi lingkungan sehingga bentuknya bervariasi dari satu tipe dengan tipe lain sehingga dapat pula menjadi pembeda ciri – ciri hiu putih dengan jenis lainnya. Ekor berkhasiat dalam memberi dorongan, memberi kecepatan dan percepatan berdasarkan bentuk ekornya.
Hiu mempunyai sirip ekor heterocercal di mana bagian punggungnya umumnya terasa lebih gede dibandingkan bagian ventral. Hal ini ditimbulkan ruas tulang belakangnya meluas ke bagian dalam punggung sehingga memberikan area permukaan lebih gede untuk lampiran otot.
Hal ini memungkinkan gerak lebih efisien pada ikan bertulang rawan apung negatif. Sebaliknya ikan mempunyai tulang yang paling menyerupai sirip caudal homocercal.
Ekor hiu harimau mempunyai lobus atas besar yang memberikan daya maksimum untuk penjelajahan lambat atau ledakan kecepatan tiba-tiba. Hiu harimau mampu memutar dan merubah arah di dalam air secara gampang ketika berburu untuk mendukungnya memperoleh makanan.
Sedangkan porbeagle, berburu ikan bergerombolan seperti makarel dan herring mempunyai lobus lebih gede dan rendah untuk membantu menstabili kecepatan renang mangsanya.
System reproduksi hiu
Secara seksual dimorfik di mana ada perbedaan jenis kelamin antara jantan dan betina ikan hiu. Untuk ciri – ciri ikan hiu Pejantan mempunyai panggul yang dimodifikasi menjadi claspers sirip pelvis yang dipakai untuk pengiriman sperma.
Gulungan claspers terbentuk berdasarkan tulang rawan, jantan juga telah mempunyai testis. Testis internal ini berada pada ujung anterior tubuh di dalam rongga organ epigonal.
Kantung kemih dan saluran perkembangbiakan bergabung bersama untuk membentuk sinus urogenital. Dari sinus urogenitak ini akhirnya sperma dilepaskan ke dalam alur dari claspers dan selanjutnya disampaikan ke betina saat kopulasi.
Pada betina mempunyai ovarium internal yang diperoleh di anterior dalam rongga tubuh dan berpasangan. Ovarium kiri sering lisis atau tidak ada telur.
Sekali telur dilepaskan dan dikawini, sebuah horny shell atau membran dikeluarkan di sekitar membran ketika telur melewati kelenjar. Beberapa hiu menciptakan sebuah shell tangguh dan dapat melindungi anaknya.
Dalam spesies lain telur berkembang dan menetas di dalam rahim betina. Telur yang dihasilkan oleh tiap spesies sangat bervariasi. Ukuran diameter telurnya sekitar 60 atau 70 mm dan terbungkus dalam kulit hingga diameter menyeluruhnya dapat mencapai 300 mm.
Selama sanggama jantan dan betina berhadapan. Untuk melihat ciri – ciri ikan hiu berdasarkan kelamin dapat dilihat saat proses senggama ini. Hiu jantan akan melakukan proses memasukkan salah satu claspers ke dalam kloaka betina. Sperma terkandung dalam paket sperma yang disebut spermatophores.
Sperma ini selanjutnya disalurkan ke betina melalui saluran clasper. Perbedaan jenis kelamin antara jantan dan betina ikan hiu ialah ketebalan kulitnya. Kulit hiu biru betina hampir dua kali lebih tebal dibandingkan jantan.
Hal ini diyakini karena kekejaman perkawinan. Jantan akan sering menggigit betina selama kopulasi sehingga meninggalkan betina dengan suasana luka. Tanpa ketebalan ekstra kulit betina bisa mengalami luka parah.