Fakta dan Mitos Burung Gagak

Burung gagak merupakan golongan dari burung kicau. Hampir semua tipe burung ini berukuran relatif besar dan berwarna bulu lebih banyak didominasi hitam. Daerah sebarannya ada di seluruh benua dan kepulauan, dengan perkecualian di Amerika Selatan.

Di antara tipe-tipe unggas, gagak diketahui memiliki tingkat kecerdasan tertinggi di antara para burung. Kualitas ini sudah semenjak lama diketahui manusia, khususnya dalam keterampilannya mencuri beraneka alat bantu manusia.

Seputar Mitos Dan Fakta Tentang Burung Gagak

Hewan ini memiliki kekuatan belajar dan dapat memecahkan permasalahan dengan memanfaatkan sumber daya yang terdapat di dekatnya.

Untuk kebudayaan di Negara bagian barat, burung gagak sering dihinggapi citra buruk. Mulai dari dianggap sebagai pembawa kematian, pembawa sial, bahkan simbol ilmu hitam. Tapi jangan buru-buru berburuk sangka terhadapnya.  Karena si hitam ini punya banyak keunikan di antaranya:

Memiliki kecerdasan tinggi

Gagak disebut-sebut lebih pintar dari manusia, bahkan bagi orang dengan gelar sarjana sekalipun. Bukan tanpa sebab, sebutan ini muncul karena ukuran otaknya.

Jika dibandingkan dengan diameter badannya, otak hewan ini lebih gede dibanding manusia. Otak burung hitam ini berukuran 2,7 persen dari menyeluruh badannya.

Sedangkan otak manusia dewasa hanya 1,9 persen dari bobot badannya. Penelitian memperlihatkan bahwa binatang ini bisa membuat dan memakai alat untuk mengambil makanan. Tidak hanya itu, beberapa spesies gagak bahkan mengerti cara membaca lampu lalu lintas.

Memiliki rasa dendam saat disakiti

Hewan piaraan memang bisa mengingat pemeliharanya. Namun gagak lebih cerdas dari itu. Binatang ini bisa mengingat wajah manusia dengan sangat bagus hingga bertahun-tahun, terutama yang dianggap sebagai musuh dan ancaman.

Jika sudah begitu, si hitam ini tak akan berhenti membalas dendam. Bahkan, tak segan untuk mengajak kawanannya ikut membalaskan dendam.

Uji coba dilakukan oleh ilmuwan memperlihatkan bahwa ketika seekor gagak diperlakukan kurang baik, maka hewan ini akan menyerang si pelaku, bahkan mengajak kawanannya untuk menyerang bersama.

Lalu 7 tahun selanjutnya, gagak tersebut masih mengingatnya dan lagi-lagi menyerang sambil dibantu kawanannya.

Hewan setia

Mitos yang beredar luar di masyarakat menggambarkan burung ini sebagai makhluk angker yang dekat dengan dunia mistis. Pada kenyataannya, gagak ialah binatang yang sangat setia kepada pasangannya.

Pejantan hanya akan mengawini satu betina yang sama dan tidak berpisah sampai salah satunya mati.

Gagak jantan hanya akan meninggalkan betina ketika telurnya tidak menetas. Si jantan akan mencari betina lain untuk dapat berkawin. Sifat setia buruk gagak ini mengajarkan untuk selalu setia kepada pasangan dan tidak meninggalkannya tanpa alasan kuat.

Memiliki solidaritas tinggi

Berbicara mengenai burung gagak tidak selamanya wajib berkaitan dengan banyak hal buruk. Faktanya, ada satu sifat yang dapat dicontoh untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Gagak mempunyai sifat solidaritas tinggi terhadap setipenya.

Jika ada seekor mengalami luka, maka sekawanan gagak akan datang untuk menolongnya. Gagak ialah binatang yang loyal dan selalu siap untuk membantu sesamanya. Sifat solidaritas dari burung inilah yang dapat dicontoh.

Saling berbagi informasi

Percaya atau tidak, para peneliti mendapati fakta bahwa kawanan burung gagak selalu berkumpul setiap sore sebelum pulang ke sarangnya. Saat berkumpul, gagak akan saling berbagi informasi perihal keseharian masin-masing. Bahkan sekelompok gagak ini tidak segan untuk membagi informasi mengenai tempat mencari makan.

Kalau ada yang tak mau berbagi informasi, maka akan memperoleh hukuman yaitu dipatuk dengan paruh gagak lain. Fakta ini mengajarkan untuk tidak pelit berbagi informasi terhadap sesama.

Bisa menirukan suara manusia

Selama ini burung yang terkenal bisa menirukan bunyi manusia ialah beo dan kakatua. Tapi tahukah bahwa gagak bisa juga melakukannya. Bahkan bukan cuma bunyi manusia, gagak yang diternakkan bisa menirukan bunyi-bunyi lain, misalnya bunyi mesin kendaraan beroda empat, bunyi toilet, dan bunyi hewan-hewan lain.

Beda daerah memiliki logat berbeda

Manusia umumnya mempunyai aksen alias logat tidak sama di setiap daerah. Misalnya meski sama-sama berbahasa Jawa, orang di kawasan Jawa Tengah umumnya berbicara dengan logat tidak sama dengan orang di Jawa Timur. Begitu pula dengan bahasa-bahasalain.

Ternyata perbedaan semacam itu juga berlaku di dunia gagak. Kawanan yang tinggal di suatu wilayah ternyata mempunyai aksen tidak sama dengan kawanan di wilayah lain.

Dan seperti manusia pula, jika gagak berpindah lokasi dan bergabung dengan kelompok lain, gagak tersebut bisa mengikuti keadaan dengan logat setempat.

Dapat berbagi makanan dengan saudara dan orang tua

Ada banyak binatang terkenal sebagai induk atau orangtua yang bagus. Tapi bagaimana dengan saudara yang bagus? Mungkin gagak ialah juaranya.

Ilmuwan mengamati bahwa gagak remaja ternyata sering membawa makanan ke sarang untuk adiknya yang baru menetas, sesuatu yang umumnya hanya dikerjakan oleh induk burung.

Tidak cuma itu, gagak juga ternyata bisa berbakti kepada orangtua. Selain untuk adik-adiknya, bisa juga membawakan makanan untuk orang tuanya, dan juga menjaga sarang orangtuanya dari serangan pemangsa.

Mitos tentang gagak

 

Burung ini sering dikaitkan dengan banyak hal gaib dan mistis. Hal ini juga seiring dengan adanya mitos perihal burung gagak memang konon katanya dekat dengan banyak hal menakutkan.

Juga bulunya yang serba hitam membuat mitos tersebut sesuai dengan burung dengan image menakutkan.

Dalam cerita-cerita horor, burung ini pun kerap dijadikan penambah kesan horor. Mulai dari kedatangannya hingga bunyinya. Berikut beberapa mitos tentang burung gagak :

Sebagai penanda kematian

Tidak hanya di negara barat saja beredar mitos burung gagak angker ini. Di Indonesia pun demikian, di mana beberapa masyarakat disini percaya bahwa bunyinya merupakan suatu pertanda akan adanya kematian.

Sama halnya dengan mitos burung hantu di depan rumah yang kabarnya juga menjadi pertanda buruk bagi penghuni rumahnya.

Konon katanya jika burung gagak berbunyi di tempat baru atau tempat yang baru saja disinggahi, itu menandakan bahwa ada orang sekitar akan segera bertemu dengan kematiannya.

Terlebih jika burung gagak tersebut ribut di sebuah rumah, maka diyakini salah satu dari orang di rumah itu akan meninggal dunia.

Dipelihara penyihir

Burung gagak juga erat dikaitkan dengan nenek sihir dalam cerita dongeng anak-anak. Ternyata di dunia nyata pun juga demikian. Di Inggris mitos yang beredar mengucapkan bahwa binatang ini kerap jadi binatang kesayangan para penyihir di sana.

Hewan hitam ini dimanfaatkan sebagai pembawa dan penyampai berita di antara kalangan penyihir.

Masyarakat di sana percaya bahwa penyihir inggris di zaman kuno mampu merubah wujud alias menjelma menjadi gagak hitam. Apabila ada pemburu penyihir yang mengejarnya. Juga untuk bersembunyi dari kejaran massa.

Sementara di Indonesia, burung gagak yang berbunyi di malam hari dianggap sebagai jelmaan orang lagi mempraktekkan ilmu hitam.

Jelmaan dewi morrigan

Dewi morrigan ialah ratu dari hantu maupun setan yang terbukti oleh masyarakat eropa sebagai dewi kematian dalam mitologi celtic. Mitos burung gagak di masa Eropa kuno, menyatakan bahwa burung hitam ini merupakan perwujudan dari dewi Morrigan.

Konon tugasnya ialah sebagai perantara antara dunia roh dan dunia manusia.

Menurut masyarakat di sana, sang ratu ini sering nampak pada upacara pemakaman dan pada saat terjadinya perang, tentu saja dalam wujud seekor burung hitam. Sehingga hal ini dikaitkan dengan mitos yang beredar.

Mitos ini tentu saja tidak benar adanya. Burung gagak yang muncul ketika perang atau pemakaman ialah sebuah kebetulan. Perang selalu identik dengan pertumpahan darah sehingga sangat wajar jika usai perang selalu ada jiwa-jiwa yang gugur.

Firasat adanya masalah besar

Hampir setiap negara mempunyai mitos burung gagak yang terbukti oleh masyarakatnya. Lain dengan di Indonesia dan Inggris, di Amerika burung ini dianggap sebagai sebuah firasat mengenai adanya masalah besar.

Suku indian cherokee di amerika percaya bahwa kehadiran gagak hitam ialah firasat perihal adanya bencana besar. Menurut kepercayaan suku tersebut, seandainya ada segerombolan gagak terbang dan singgah di wilayahnya, maka akan datang masalah besar bagi masyarakat di dekatnya.

Mitos tersebut sebagai firasat akan datangnya masalah besar ini hanyalah kepercayaan bagi suku indian cherokee. Semua orang tak harus mempercayainya dengan sungguh-sungguh.

Pasalnya setiap orang sangat dipastikan akan memperoleh masalah dalam hidupnya. Binatang seperti burung gagak tidak mempunyai kuasa untuk dapat menyampaikan firasat mengenai masalah yang akan dialami.

Leave a Comment