Beternak burung puyuh pernah digalakkan pemerintah sebagai salah satu usaha untuk memenuhi keperluan masyarakat akan sumber protein hewani dengan harga miring dan mudah.
Sama dengan binatang ternak lain, ternyata burung puyuh pun kerap mengalami beraneka serangan penyakit, baik oleh virus ataupun bakteri.
Salah satu faktor penyebab kegagalan budidaya puyuh ialah kurangnya pengetahuan tentang pengendalian, cara mencegah dan pengobatan penyakit.
Seandainya penyakit-penyakit tersebut dibiarkan tentu akan mengganggu perkembangan serta produktifitas binatang ternak, yang dapat memicu kerugian.
Penyakit Yang Sering Menyerang Burung Puyuh Petelur dan Pedaging
Pentingnya memahami tipe-tipe penyakit yang umum menyerang binatang ternak puyuh ialah untuk antisipasi atau meberikan perawatan secepatnya.
Terutama jika mengetahui beberapa gejala yang timbul pada binatang ternak tersebut.
Salah satu cara pencegahan adalah melalui vaksinasi.
Program vaksinasi yang umum dikasihkan yakni nd lasota atau ndib (newcastle disease, infectious bronchitis). Pada hari ke 15 dan ai (avian influensa atau flu burung) untuk hari ke 30.
Ransum (pakan) yang bisa dikasihkan untuk puyuh meliputi beberapa bentuk, yakni: bentuk pellet, remah-remah dan tepung.
Karena puyuh yang suka usil mematuk sahabatnya akan memiliki kesibukan dengan mematuk-matuk pakannya.
Pemberian ransum anakan dikasihkan 2 (dua) kali sehari pagi dan siang.
Sedangkan saat remaja/dewasa dikasihkan ransum hanya sehari sekali yakni pada pagi hari. Sedangkan untuk pemberian minum pada bibit dapat dilakukan secara terus-menerus.
Adapun beberapa penyakit burung puyuh yang paling kerap diderita ialah:
Stress
Penyakit stress merupakan tergolong tidak menular, tetapi termasuk salah satu jenis penyakit berbahaya yang menyerang burung puyuh.
Puyuh yang sedang stress umumnya ditimbulkan oleh pergantian cuaca ekstrem, adanya bunyi-bunyi mengagetkan, perubahan ransum pakan.
Air minum yang terkontaminas serta kondisi kandang yang kurang nyaman mampu membuat puyuh cepat stres.
Cara mengobatinya ialah dengan membuat kondisi kandang menjadi nyaman, seperti lokasinya jauh dari sumber kebisingan, serta manajemen pemeliharaan dengan tepat.
Tatelo (ncd/new castle diseae) Pada Burung Puyuh
Sebagai salah satu penyakit yang kerap diderita burung puyuh, Tetelo ditimbulkan oleh virus golongan paramyxo.
Beberapa ciri seandainya menderita nd atau tetelo ialah puyuh kesusahan bernafas, sering batuk atau bersin, terdengar bunyi ngorok.
Pada bagian matanya nampak sayu dan lesu, sayapnya terkulai kebawah.
Pada bagian fases ayam biasanya berwarna encer berwarna kehijauan, tortikolis (kepala memutar – mutar tidak menentu).
Cara menghindarkan penyakit nd atau tetelo pada puyuh ialah dengan memberikan vaksinasi pada doq umur 7 hari.
Penyakit tetelo pada burung puyuh bersifat menular melalui kontak langsung dengan penderita, serta dari bangkainya.
Cara penularannya bisa melalui alat pencernaan dan pernafasan, serta peralatan kandang yang tercemar kotoran atau tidak terjaga kebersihannya.
Untuk pengendalian bisa dengan cara menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus.
Puyuh mati segera dibakar serta pisahkan antara yang sehat dan sakit.
Radang usus (quail enteritis)
Penyakit Radang Usus Puyuh ditimbulkan oleh bakteri anerobik yang membentuk spora pada feses dan menyerang usus. Sehingga timbul peradangan pada usus.
Gejalanya berupa burung puyuh nampak lesu, selera makannya berkurang, bulunya terlihat kusam, serta kotoran atau fasesnya encer.
Penyakit Radang usus bersifat menular, bisa lewat makanan atau minuman yang tercemar dengan feses.
Cara mencegah yang wajib dilakukan ialah dengan memulihkan manajemen pemeliharaan.
Bisa dimulai dari membuat aliran udara lancar, populasi tidak terlalu padat, serta rutin membersihkan kandang.
Pencegahan lain puyuh dapat diberikan basitrasin 0,005% – 0,01 % dlm pakan / air minum.
Untuk pengobatan dapat diberikan melalui pakan / air minum dengan mencampur basitrasin, klortetrasiklin, eritromisin, doksisiklin, ampisilin, tilosin dan linkomisin. Dosis basitrasin 100 g /ton makanan.
Berak kapur/ berak putih (pullorum)
Burung puyuh buang air kapur (buang air putih) ditimbulkan oleh bakteri salmonella pullorum.
Ditandai dengan fesesnya encer berwarna putih, selera makan jadi turun drastis, puyuh sulit bernafas.
Selain itu pada bagian sayapnya menggantung, bulunya nampak kusut serta produksi telur menurun.
Cara menghindarkannya ialah dengan selalu menjaga kebersihan kandang dan peralatan kandang yang dipakai.
Penyakit berak kapur pada burung puyuh juga bersifat menular melalui makanan atau minuman, serta peralatan kandang kurang terjaga kebersihannya.
Berak darah (koksidiosis)
Penyakit berak darah pada puyuh juga ditimbulkan oleh bakteri parasite protozoa, eimeria sp.
Ciri utama puyuh mengalami sakit berak darah antara lain; jengger nampak pucat, nampak bercak darah pada tinja, selera makan hilang.
Biasanya puyuh yang mati karena terinfeksi akan nampak bercak darah di seluruh organ badannya, terutama bagian paha dan dada.
Untuk cara mencegahnya harap untuk memastikan kondisi litter dalam kondisi kering.
Sesering mungkin membolak balikkan litter atau minimal dua kali satu minggu. Serta usahakan populasi puyuh dalam kondisi normal, dan peredaran udara lancar.
Penyakit berak darah burung puyuh dapat mengobatinya dengan memberi tetra chloine, trisula zuco, sulfaquinoxaline, amprolium, diclazuril.
Dobolen (prolaps)
Penyakit dobolen umumnya ditimbulkan karena kebanyakan dalam menyediakan pakan yang terkandung protein kasar, atau puyuh bertelur sebelum waktunya.
Hal ini mengakibatkan keluarnya sistem pencernaan dari kloaka. Bisa juga terjadi karena terlalu banyak pemberian vitamin dan mineral untuk telur.
Sehingga bentuk telur terlalu besar, pada saat mengeluarkan saluran telur juga ikut keluar (dobol.
Usahakan jangan terlalu berlebihan dalam menyediakan pakan dengan kandungan protein mineral, karena dapat menjadi pemicu dobolen bahkan sampai pada kematian.
Cacar unggas
Penyakit cacar yang menyerang burung puyuh ditimbulkan oleh poxvirus telah menginfeksi bangsa unggas semua umur dan semua jenis.
Gejalanya ialah timbul kopeng-kopeng di bagian tidak berbulu, seperti kaki, mulut dan farnik yang seandainya dilepaskan akan mengeluarkan darah.
Penyakit dapat ditularkan secara langsung melalui kontak dengan luka di bagian kulit. Bahkan bisa secara tidak langsung yakni melalui udara, serta makanan yang terkontaminasi virus tersebut.
Untuk menghindarkannya bisa melakukan vaksinasi dipteria serta memisahkan puyuh yang menderita penyakit cacar unggas.
Untuk menghindarkan infeksi sekunder dapat disediakan antibiotik ampicilin, colistin, tetracyclin.
Dapat dioleskan neomycin pada luka setelah bungkul cacar terkelupas.
Penyakit Burung Puyuh Cacingan
Puyuh yang menderita cacingan akan terlihat kurus, lemah, dan lesu. Penyebab cacingan ini ialah kebersihan kandang kurang terjaga.
Adapun cacing yang umum menjadi parasit ialah cacing pita, cacing rambut, cacing usus buntu.
Memberikan obat cacing dikasihkan pada umur 40 hari dan dilanjutkan setiap tiga bulan sekali. Memberikan obat cacing dapat memicu stres.
Puyuh dipuasakan selama dua jam sebelum memberikan obat cacing.
Antistres dikasihkan setelah memberikan obat cacing kedua hari sebelumnya. Antistres jangan dikasihkan secara terus-menerus.
Kandungan sodium dan potassium yang terdapat di dalamnya dapat merusak fungsi ginjal.
Quail Bronchitis
Penyebab utamanya ialah virus quail bronchiti, dan bersifat sangat mudah menular.
Gejala Quail Bronchitis akan membuat puyuh nampak lesu, bulu nampak kusam, tubuh gemetar.
Selain itu batuk dan bersin, mata dan hidung kadang mengeluarkan lendir, dan terkadang kepala dan leher agak terpuntir.
Cara pengendaliannya dengan penyediaan makanan bergizi serta sanitasi yang bagus. Untuk mengobati dapat diberikan enrofloxasin.
Aspergillosis
Penyakit burung puyuh ini ditimbulkan oleh jamur aspergillus fumigatus. Gejalanya ialah: puyuh mogok makan atau minum, malas bergerak atau mengantuk, susah bernafas.
Dan seandainya masuk pada selaput lendir pada mata, maka akan tertutup cairan kental berwarna kuning.
Cara mencegahnya wajib melakukan pembersihan kandang secara teratur, jangan menyimpan pakan terlalu lama supaya tidak tumbuh jamur.
Dan jangan mencampur makanan basah dengan makanan kering yang seandainya tidak habis dapat menimbulkan jamur.
Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian vitamin larut lemak (A, D, E, K) untuk menurunkan pengaruh keracunan akibat jamur (aflatoxin).
Snot / Coryza
Penyakit snot/coryza merupakan tipe infeksi pada burung puyuh yang sangat gampang menular dan tidak mudah untuk diobati seandainya sudah menyerang.
Sebagai jenis penyakit yang menyerang bagian mata burung puyuh maka akan merah, membengkak dan berlendir.
Pencegahan dimulai dari pembelian bibit sebisa mungkin diberikan pada breeding yang berani menjamin bibit dijual bebas coryza 20% selama pemeliharaan.