Banyak orang beranggapan bahwa kura – kura dan penyu merupakan hewan sama. Bahkan ada yang menyebut kura – kura sebagai penyu ataupun sebaliknya. Kura – kura dan penyu merupakan binatang bersisik dengan empat kaki serta tergolong jenis reptile. Binatang ini mudah dikenali karena adanya rumah atau tempurung keras serta kaku pada punggungnya.
Kura-kura atau dalam bahasa inggris disebut turtle, bisa merujuk pada sekelompok binatang yang terkumpul dalam ordo testudines, baik yang hidup di darat, laut, maupun di air tawar. Kura-kura ialah reptil berkaki empat dengan ciri istimewa adanya batok keras dan kaku. Batok terdiri atas karapas (bagian punggung) dan plastron (bagian perut), jadi secara biasa, semua kelompok reptil ini dapat disebut kura-kura.
Perbedaan Kura Kura dan Penyu
Hal yang menjadi perbedaan paling ketara antara kura kura dan penyu ialah dilihat dari tempat asli atau tempat hidupnya. Perbedaan secara biasa antara kura-kura, penyu, dan bulus menurut tempat aslinya, yakni :
Habitat di Alam Liar
Perbedaan kura kura dan penyu berdasarkan habitat yakni kura – kura ialah berada di daratan, meskipun dapat hidup di air, namun lebih banyak menghabiskan hidupnya di daratan.
Sedangkan penyu lebih banyak menghabiskan waktunya di air. Walaupun seumur hidupnya berkelana di dalam air, namun tetap wajib naik ke permukaan air untuk mengambil napas, itu karena penyu bernapas menggunakan paru-paru.
Penyu biasanya bermigrasi dengan jarak yang cukup jauh dengan waktu yang tidak terlalu lama yakni rata rata 3.000 kilometer dengan lama perjalanan 58 – 73 hari.
Perawatan Anakan Baru Lahir
Perbedaan penyu dengan kura kura berdasarkan perawatan anakan yang baru lahir yakni kedua hewan ini bertelur di darat. Induk akan menggali tanah dan bertelur sebanyak 2 – 12 buah telur di dalamnya. Dibutuhkan waktu sekitar 90 – 120 hari sebelum telur menetas. Ketika proses inkubasi selesai, hewan ini akan menggali sendiri ke permukaan.
Penyu mengalami siklus bertelur yang beraneka macam, dari 2 – 8 tahun sekali. Sementara penyu jantan menghabiskan seluruh hidupnya di laut, sedangkan betina akan mampir ke daratan untuk bertelur. Bayi penyu langsung hidup sendiri semenjak lahir. Bayi penyu (tukik) keluar dari telur dan berebut menuju laut. Tukik tak pernah berinteraksi dengan orang tuanya. Nalurilah yang mendorongnya menuju air. Kebanyakan spesies jantan tak pernah meninggalkan laut setelah pertama kali menceburkan diri pada waktu kecil.
Perbedaan Berdasarkan Bentuk Fisik
Perbedaan hewan ini berdasarkan fisik bisa dilihat dari Kura – kura mempunyai cangkang berbentuk kubah, untuk menyediakan perlindungan terhadap pemangsa darat karena tidak bisa berlari untuk kabur. Mempunyai kaki yang pendek tetapi besar dan kuat untuk berjalan di daratan saja dan juga memiliki kuku kuku yang sangat tajam. Tidak memiliki sirip untuk berenang. Hewan ini berenang hanya untuk mendinginkan tubuhnya saja.
Penyu mempunyai cangkang yang rata, untuk membantu saat menyelam, menurunkan hambatan arus air. Ukuran cangkang penyu juga tidak seberat kura – kura, cangkang yang ringan ini membantu agar tidak tenggelam dan dapat berenang dengan cepat.. Mempunyai sepasang tungkai depan yang berupa kaki pendayung yang memberinya ketangkasan berenang di dalam air.
Cara Perlindungan diri
Alat perbedaan kedua ini ini juga sangat berbeda untuk kura – kura dapat memasukkan semua kaki dan kepalanya ke dalam cangkang untuk melindungi diri dari predator daratan.
Penyu tidak dapat memasukkan semua badannya ke dalam cangkang. Hewan ini memilik penglihatan sangat baik ketika di air, bahkan kelopak matanya dapat melindunginya dari sinar matahari. Namun saat di darat, penglihatannya akan berkurang serta buta warna.
Perbedaan Berdasarkan Makanan
Makanan yang dikonsumsi kedua hewan berikut juga berbeda, untuk kura – kura merupakan pemakan tumbuh – tumbuhan (herbivore), namun ada beberapa spesies memakan binatang hidup. Kura-kura tidak mempunyai gigi. Namun perkerasan tulang di moncongnya sanggup memotong apa saja yang menjadi makanannya.
Penyu merupakan binatang omnivore yang mengkonsumsi buah, sayur, daun serta daging.
Rentang Waktu Masa Hidup
Perbedaan panjang usia kedua hewan ini juga sangat terpaut jauh, untuk usia pada kura – kura dapat mencapai 80 – 150 tahun. Kura-kura yang tinggal di kebun binatang Alipore, India, ialah pemegang rekor sebagai kura-kura tertua di dunia selama 250 tahun. Namanya ialah Adwaita, diperoleh sekitar tahun 1700-an di kepulauan Seychelles sebelum dikasihkan pada jenderal Inggris Robert Clive dari East India Company. Clive memelihara Adwaita seagai hewan kesayangannya sebelum dikasihkan ke kebun binatang sekitar tahun 1875. Adwaita hidup selama 125 tahun di kebun binatang tersebut, sampai akhirnya mati pada tahun 2006. Para peneliti memakai cangkangnya untuk meneliti dan memastikan usianya.
Untuk penyu hanya dapat mencapai usia 20 – 40 tahun. Jonathan ialah seekor penyu asal Seychelles, sebuah wilayah dengan 115 pulau di Samudra Hindia, sebelah timur Afrika. Nama latinnya ialah aldabrachelys gigantea hololissa.
Penyebaran Habitat
Penyebararn binatang berikut juga berbeda yakni untuk kura – kura banyak diperoleh di Asia dan Afrika, sedangkan penyu banyak diperoleh di Afrika dan Amerika. Penyu dan kura – kura lebih banyak diperoleh di iklim tropis dan sub-tropis, seperti sebagian besar tipe kadal, yang memerlukan tempat hangat untuk menyesuaikan dengan temperatur badannya. Beberapa penyu mempunyai kebiasaan hibernasi saat suhu dingin, umumnya di sekitar sungai. Sedangkan kura – kura tidak melakukan hibernasi, karena hewan ini hidup di tempat yang hampir kapanpun dapat menghangatkannya, tetapi juga dapat mengurangi metabolisme tubuh ketika cadangan makanan / minuman mulai menipis.
Penangkaran
Sistem penangkaran kedua hewan ini juga berbeda, dan dari semua bangsa kura-kura, hanya penyu yang sudah dilindungi dengan cukup baik di indonesia. Hampir semua tipenya telah dilindungi oleh undang-undang. Banyak pantai peneluran penyu sudah masuk kawasan yang dilindungi, semisalnya pantai Sukamade di Jawa Timur dan pantai Jamursba-medi di Papua. Meski demikian, penangkapan penyu dan pengambilan telur masih tetap berlangsung secara ilegal.
Pada tahun 2015 ditemukan 8 spesies terancam punah diperjual belikan di pasar internasional. Sebagian besar spesies yang diperoleh bukan merupakan asli dari Indonesia dan diperkirakan diimpor secara illegal. Dalam survei selama empat bulan pada 2015, peneliti mendapati 4.985 kura-kura darat dan air tawar dari 65 spesies yang tidak sama.