Tips Budidaya Ikan Baung Di Kolam Terpal Yang Menguntungkan – Ikan baung merupakan hewan air tawar yang bisa hidup di perairan pada muara sungai hingga bagian hilir. Di wilayah sungai musi sumatera selatan binatang ini ditemukan sampai muara sungai di daerah pasang surut dengan air sedikit payau.
Selain itu hewan air ini juga menempati tempat di daerah banjir. Artinya hewan ini hidup di semua perairan seperti sungai, rawa, situ, danau dan waduk.
Baung termasuk hewan nocturnal yang melakukan aktifitas termasuk mencari makan pada malam hari. Di habitatnya merupakan omnivore, namun ada juga yang menggolongkannya sebagai karnivora.
Budidaya Ikan Baung Di Kolam Terpal
Hal ini disebabkan karena baung lebih banyak memakan hewan kecil seperti ikan kecil. Pakannya meliputi ikan kecil, udang kecil, remis, insekta, moluska serta rumput. Dalam hal ini budidaya ikan baung di kolam terpal lebih menguntungkan.
Untuk konsumsi, ikan ini memiliki rasa gurih dengan tekstur daging lembut. Sehingga jenis ini menjadi favorit bagi pecunta kuliner ikan. Sebagai urusan ekonomi, akhir – akhir ini banyak para pembudidaya yang mulai mengembangkan budidaya ikan baung.
Untuk itu simak tips tips budidaya ikan baung di kolam terpal yang menguntungkan berikut ini :
Menentukan lokasi budidaya
Untuk cara budidaya ikan baung di kolam terpal, langkah awal yaitu menentukan lokasi untuk membuat kolam budidaya ikan baung. Sebisa mungkin mempunyai tanah berstruktur kuat, dapat menahan air, subur, tidak berbatu dan mempunyai sumber kolam air sepanjang tahun juga bebas dari pencemaran.
Suhu ideal air untuk budidaya ikan baung di kolam terpal berkisar antara 26—30 °c, ph berkisar sekitar antara 4—9 ppm, kandungan oksigen terlarut minimal 1 mg/liter dan optimal ialah 5—6 ppm, lalu kandungan nh3 kurang dari 1,5 ppm.
Konstruksi kolam
Budidaya ikan baung bisa dikerjakan di kolam tembok atau kolam tanah. Kolam dibuat persegi panjang, bentuk pematang trapesium dengan kemiringan 1 : 1 serta tinggi pematang dibuat sekitar 1,5 hingga 2 meter. Pada sebelah atas pematang ditanami tumbuhan air guna menghindari erosi.
Persiapan kolam
Sebelum dipakai untuk budidaya ikan baung, ada baiknya kolam dikeringkan sebelumnya. Lalu selanjutnya disediakan taburan kapur untuk membasmi asam pada dasar permukaan kolam.
Untuk dosis pupuk yang dipakai ialah 180-370 kg/hektar. Fungsinya ialah supaya mematikan binatang atau juga predator yang rawan bahaya bagi ikan baung. Pastikan bahwa kondisi kolam tidak asam. Lakukan pula, pemupukan dasar memakai pupuk organik ataupun pupuk anorganik.
Jika semua itu telah dikerjakan, kemudian isikan air ke dalam kolam, tinggi air minimal sekitar 0,5 meter dengan debit sekitar 10-1,5 liter per detik setiap hektar kolam. Namun sebelum air dimasukan, cara budidaya ikan baung di kolam terpal ialah memberi saringan pada pintu masuk air supaya kotoran atau hama tidak masuk ke dalam kolam.
Pemilihan benih
Pemijahan ikan baung dikerjakan secara buatan dengan suntikan hormon. Sementara pemijahan secara alami diperkirakan tidak terlalu tidak sama dengan lele dumbo. Induk yang dipakai dalam pemijahan hendaknya memiliki berat 0,5 – 1,0 kg/ekor juga berusia lebih dari 1,5 tahun.
Fekunditas ikan ini berkisar 80.000 – 230.000 butir/kg induk. Induk tidak cacat fisik, baik postur tubuh maupun sisiknya.
Pemilihan induk matang gonad dapat melakukannya menggunakan cara menangkap induk kemudian melakukan pengamatan secara seksama terhadap genital papila dan ciri sekunder lain. Ini adalah cara budidaya ikan baung dengan pemijahan buatan.
Ciri – ciri ikan matang gonad
Sebelum budidaya ikan baung dimulai, pemilihan induk yang mempunyai kualitas di atas rata-rata perlu melakukannya bermaksud supaya tercipta hasil maksimal.
Ikan baung betina matang gonad dicirikan dari genital papilanya yang mempunyai warna merah dan abdomen terasa lunak jika diraba.
Sementara ikan jantan matang gonad dicirikan dengan genital papilanya yang mempunyai warna merah serta berbentuk kerucut. Induk jantan tidak keluar sperma bila di urut.
Proses pemijahan
Induk terpilih selanjutnya dipindahkan dalam wadah dari waring,bak plastik, bak fiberglass berukuran 1 m x 1 m x 1 m. Selama pemeliharaan,induk jantan dan betina ada baiknya dipisah.adapun jumlah induk yang dipindahkan sejumlah 5-10 ekor per wadah.
Induk yang terpilih ditstabil satu per satu, lalu di suntik dengan hormon. Penyuntikan bisa dikerjakan pada area punggung. Jika memakai kalenjer hipofisa, dosis hormon yang dipakai sejumlah 2 dosis yang dicampurkan dengan hcg sejumlah 600 iu/kg. Jika memakai ovaprim, dosis yang di kasihkan sejumlah 0,9 ml/kg.
Penyuntikan dengan ovaprim dikerjakan dua kali, yakni 0,3 ml/kg pada penyuntikan pertama dan 0,6 ml/kg pada penyuntikan kedua. Selang waktu antara penyuntikan pertama dan kedua yakni 6 jam kemudian pemijahan terjadi 6 – 8 jam setelah penyuntikan kedua.
Induk jantan disuntik dengan dosis 1/2 dari dosis untuk induk betina dan dikasihkan bersamaan dengan suntikan kedua pada induk betina.
Proses pengeluaran telur
Untuk proses budidaya ikan baung di kolam terpal selanjutnya mengeluarakan telur dari induk betina melakukannya dengan langkah berikut. Sebagai catatan, induk betina dibius sebelumnya dibandingkan induk jantan.
Sebelum dikerjakan pengurutan, bius induk betina dengan phenoxy etanol, ms222, atau minyak canggih. Dosis untuk pembiusan dapat disediakan sejumlah 3 ppm.
- Angkat dan keringkan badan induk menggunakan kain, handuk, atau tisu, apalagi di bagian genital papilanya.
- Posisikan kepala induk disebelah tangan kanan, sedangkan ekor digenggam dengan tangan kiri.
- Urut abdomen ke arah genital papila memakai jari tangan kanan. Pada awal pengurutan, keluar cairan ketuban berwarna kuning, selanjutnya diikuti oleh telur. Telur yang bagus berwarna kuning kehijauan serta berukuran seragam.
- Tampung telur dalam wadah kering terbuat dari plastik berbentuk bundar atau persegi.
Pada ikan baung, sperma dari induk jantan tidak dapat dikeluarkan dengan melirit, melainkan induk jantan wajib dibunuh lalu dibuka dengan abdomennya. Selanjutnya, testis yang mempunyai warna putih dan berbentuk memanjang berkelok diangkat memakai gunting atau pisau skapel.
Testis yang sudah di angkat diletakkan dalam plastik benih transparan, lalu digerus menggunakan pemukul dari kayu atau batu. Testis yang sudah tergerus digabung larutan naci fisiologis 0,9% sejumlah 5-10 ml.
Lalu disaring menggunakan saringan dari plastik untuk mendapatkan sperma. Sperma yang didapat dicampurkan dengan telur dan diaktivasi air. Bilas 2 – 3 kali untuk membasmi kelebihan sperma.
Pemeliharaan larva
Kebersihan penetasan telur budidaya ikan baung dapat diupayakan melalui pendekatan sifat telur setelah dikawini. Penetasan melakukannya dengan memakai bak – bak akuarium. Bak akuarium diisi air dan diberi aerasi.
Ukuran akuarium yang dipakai bisa bervariasi. Adapun ketinggian air dalam akuarium 20 – 30 cm. Kepadatan tebar yang disarankan yakni 10.000 – 30.000 butir per akuarium.
Penetasan telur
Telur akan menetas dalam waktu 15 – 18 jam pada suhu 27 derajat c yang terkandung oksigen 8 – 10 ppm. Dengan kondisi tersebut, jumlah telur yang menetas rata – rata 76 – 85%. Setelah semua telur menetas, larva dapat diunduh dengan menggunakan cara penyiponan memakai selang berdiameter 1 – 2 cm.
Larva ditampung di wadah dari plastik atau akuarium kaca, atau bak fiber. Perawatan larva bisa dikerjakan dalam wadah akuarium. Untuk kepadatan tebar larva di akuarium berkisar 50-100 ekor/liter.
Pemberian pakan larva
Selama pemeliharaan, larva diberi pakan artemia. Pemberian pakan artemia dikerjakan pada hari ke-2, yakni saat kuning telur telah habis dan dikasihkan selama 4 hari. Induk berukuran 1 kg akan menciptakan benih sejumlah 20.000 – 30.000 ekor.
Pendederan
Pendederan benih baung bisa dikerjakan di kolam setelah larva berusia 5 – 6 hari. Namun sebelumnya kolam dibersihkan dan diberi kapur dengan dosis 25 g/m2 serta diberi pupuk organik dengan dosis 200 g/m2.
Waktu penebaran bibit ke kolam ada baiknya dikerjakan pada pagi atau sore hari. Hal ini untuk membantu ikan baung dapat menyesuaikan diri serta tidak langsung terkena teriknya matahari.
Jika siang hari, air kolam akan mengalami peningkatan suhu sehingga airnya menjadi panas dan dapat berbahaya bagi ikan.
Selanjutnya, berikan naungan berupa plastik transparan berlapis plastik berwarna coklat. Lembar pastik coklat digulung pada siang hari supaya memungkinkan cahaya masuk sehingga pakan alami dapat tumbuh dalam kolam.
Pakan yang dipakai berupa pakan komersial dengan dosis 5% berat biomasa yang disediakan dengan frekuensi 4 kali sehari.
Pembesaran
Kepadatan tebar pada pemeliharaan di kolam tanah dengan kedalaman 1,2 m sejumlah 50 – 100 ekor/m2. Untuk kepadatan masih dapat ditingkatkan dengan penambahan peralatan seperti blower atau pasokan air cukup.
Dengan begitu, parameter-parameter tertentu kualitas air seperti oksigen dan nitritmasih layak untuk budidaya, yakni kadar oksigen lebih dari 5 ppm dan kadar nitrit kurang dari 0,1 ppm.
Pengendalian hama dan penyakit
Salah satu faktor penghambat dan dapat mengakibatkan kegagalan dalam budidaya ikan baung di kolam terpal adalah terjangkit hama dan penyakit.
Karenanya hal yang perlu dikerjakan ialah selalu mengecek kondisi kolam setiap hari. Supaya tidak ada binatang liar yang mendatangi dan melahap ikan di kolam. Jaga juga kualitas air kolam supaya ikan tidak terjangkit penyakit.